• Senin, 25 September 2023

Ada Cerita di Balik Perlombaan 17 Agustus, dari Makan Kerupuk hingga Balap Karung

- Sabtu, 20 Agustus 2022 | 15:00 WIB
Ilustrasi berbagai perlombaan 17 Agustus  (hipwee)
Ilustrasi berbagai perlombaan 17 Agustus (hipwee)

 

Orbid.id - Perayaan 77 Tahun kemerdekaan Indonesia dirayakan dengan sangat meriah. Semua kalangan turut serta dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. Dimulai pada tanggal 17 Agustus dengan pengibaran bendera merah putih secara khidmat, dan disusul dengan kegiatan- kegiatan lomba seru lainnya.


Setiap tahunnya, perlombaan ini sering diselenggarakan untuk memeriahkan hari kemerdekaan. Diikuti oleh anak-anak kecil hingga orang dewasa. Jenis lombanya pun sangat beragam, dimulai dari balap karung, makan kerupuk, bakiak, panjat pinang, lomba senam, dan masih banyak lagi.


Perlombaan ini banyak digemari oleh masyarakat hingga tak jarang yang ingin turut serta didalamnya, selain menyenangkan dan seru untuk diikuti ternyata ada cerita dibalik ide kegiatan lomba 17 Agustus ini, lho.


Makan kerupuk
Pada masa ini, kerupuk menjadi makanan pendamping dari makan nasi ataupun makanan lain yang dirasa cocok bila disandingkan dengan kerupuk. Kerupuk juga digemari hampir semua orang.


Di Indonesia, kerupuk sudah menjadi makanan populer sejak tahun 1930-1940. Bahkan peran kerupuk adalah menjadi makanan pokok atau makanan utama pada masa itu.
Hal tersebut terjadi lantaran pada masa-masa itu, terjadi krisis makanan, yang ditambah lagi kondisi Indonesia yang masih dibawah kendali Belanda.


Harga pangan yang melonjak tinggi sehingga rakyat Indonesia tidak mampu menjangkaunya, terutama masyarakat menengah ke bawah. Akhirnya, kerupuk menjadi pilihan utama sebagai makanan utama karena hanya itu yang mampu dijangkau agar dapat bertahan hidup.


Hingga akhirnya, makan kerupuk menjadi salah satu jenis lomba pada 17 Agustus untuk memperingati perjuangan rakyat Indonesia terdahulu, sekaligus untuk memunculkan rasa menghargai terhadap jenis makanan apapun yang ada.


Balap Karung
Lomba balap karung termasuk salah satu lomba terpopuler setelah lomba makan kerupuk. Hampir setiap kegiatan 17 Agustus mengadakan lomba balap karung, biasanya para peserta lomba akan memakai karung goni di kaki mereka, lalu mereka akan berusaha lari dan melompat untuk mencapai garis finis.


Filosofi lomba balap karung berasal dari kondisi Indonesia saat berada dibawah penjajahan Jepang, kisaran pada tahun 1942-1945.


Jepang saat itu disebut sengaja menghambat distribusi pakaian bagi masyarakat pribumi, sehingga masyarakat terpaksa harus memakai karung goni sebagai pakaian. Karung yang digunakan adalah karung bekas gula dan beras, sehingga sangat tidak nyaman untuk dipakai, sebab sering dipenuhi kutu.


Sumber lainnya menyebutkan bahwa lomba balap karung ini menjadi simbol dari kekesalan masyarakat pada masa itu. Namun, terdapat filosofi lain yang terkandung didalamnya. Lomba balap karung menjadi gambaran untuk merefleksikan kebebasan rakyat Indonesia yang terkungkung oleh penjajahan untuk mencapai kemerdekaan.


Lomba panjat pinang
Ini adalah perlombaan yang biasanya diikuti oleh laki-laki dewasa, karena sangat menguras tenaga dan membutuhkan kekuatan fisik untuk dapat mencapai puncak. Karena kesulitan yang tinggi untuk mencapai puncak, maka sering kali hadiah-hadiah yang disiapkan sangat menggiurkan, mulai dari peralatan elektronik, baju, hingga barang berharga lainnya.
Lomba ini membutuhkan pohon pinang yang dikupas kulit luarnya, lalu ditancapkan ke dalam tanah. Untuk pohonnya akan dilumuri oli ataupun lumpur agar para peserta lomba tidak mudah dalam memanjatnya.


Kegiatan panjat pinang ini ternyata sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Mengutip detikEdu, kegiatan ini dulunya rutin dilalukan setiap tanggal 31 Agustus untuk memperingati hari kelahiran Ratu Belanda.

Halaman:

Editor: Rahma Yuniarsih

Tags

Terkini

Beli Honda Scoopy Sekarang Banyak Diskonnya

Minggu, 6 Agustus 2023 | 14:57 WIB
X