Orbid.id - Baru-baru ini pembahasan Ladies Parking atau parkir khusus perempuan menjadi perbincangan oleh netizen karena salah satu materi yang dibawakan oleh seorang komika tentang parkir khusus wanita.
Ia mengatakan bahwa ada dua parkir khusus, yaitu parkir khusus wanita dan parkir khusus difabel. Materinya yang seksis-misoginis: menyamakan perempuan dengan difabel dalam urusan parkir ini menyinggung beberapa kaum feminis.
Keberadaan parkir khusus wanita bukanlah tanpa alasan yang tidak jelas. Melainkan ada sejarah dalam terciptanya Ladies Parking.
Pada awalnya parkir khusus wanita ini ada pertama kali di Jerman, sekitar tahun 1990-an dengan tujuan utama adalah untuk keselamatan wanita.
Para wanita merasa berisiko untuk mendapat serangan seksual ditempat parkir bawah tanah.
Akhirnya pemerintah setempat mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi resiko tersebut dengan parkir khusus wanita, hingga parkir khusus ini diperkenalkan dan diterapkan dibeberapa daerah.
Parkir khusus ini sudah ada dibeberapa negara selain Jerman. Ruang aman ini dipergunakan untuk menekan potensi kekerasan yang kerap terjadi ditempat parkir yang sepi dan gelap. Beberapa negara yang telah menerapkan parkir khusus wanita ada China, Austria, Swiss, dan Korea Selatan.
Itu adalah alasan bahwa pemenuhan ruang aman bagi wanita dan gender minoritas bukanlah hak istimewa. Melainkan upaya minimum yang bisa dilakukan untuk memperkecil kejadian buruk yang terjadi.
Di Indonesia, parkir khusus wanita sudah mulai diterapkan pada fasilitas publik, umumnya di pusat perbelanjaan. Tujuan lainnya adalah untuk memudahkan wanita dalam memarkir kendaraannya. Sebab parkir khusus wanita ini hanya diperuntukkan untuk dua kendaraan saja, sehingga menjadi lebih luas daripada parkir mobil yang biasa.
Tanda dari parkir khusus wanita ada yang hanya memakai plang atau tanda nama saja. Namun, ada juga yang menggunakan cat warna pink sebagai penanda bahwa parkiran tersebut merupakan area parkir khusus wanita.
Parkir khusus wanita merupakan ruang aman yang lahir dari beberapa hal berikut ini. Berdasarkan survei dari Koalisi Ruang Publik Aman, sekitar empat dari lima wanita mengalami pelecehan diruang publik. Survei yang dilakukan ini melibatkan 4.236 orang responden dari 34 provinsi.
Data KRPA juga mengatakan bahwa tiga dari sepuluh laki-laki, dan empat dari lima identitas gender lainnya seperti transgender dan non-biner juga mengalami tragedi serupa.
Maka parkir khusus wanita ini memiliki fungsi sebagai ruang aman bagi para wanita ketika berada diruang publik. (Cut Aziza Dewi)
